Bajawa, RADAR FLORES-----Kunjungan kerja Pius Lustrilanang masa reses (3/8/2011) di kabupaten Ngada di pusatkan di kecamatan Golewa di dua (2) tempat yakni di PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) dan di Kantor Desa Malanuza. Jam 09.30 Wita sebelum lawatan ke Mataloko, Pius bertemu dengan Wakil Bupati Ngada, Drs. Paulus Soliwoa yang isi pembicaraan meliputi membahas kendala-kendala terkait pemasangan jaringan kelistrikan yang melewati wilayah cagar alam. Juga harapan agar DPR-RI dari Fraksi Gerindra ini memperjuangkan menyangkut peningkatan anggaran untuk peningkatan kapasitas PLTP agar dapat maksimal. “Seperti diketahui bersama PLTP Mataloko ini baru digunakan kapasitas 2 MW saja itupun masih mengalami kebocoran jadi yang dimanfaatkan hanya 1,8 MW ”, Kata Paulus Soliwoa. Dari Potensinya yang mencapai 60 MW sesuai survey yang pernah dilakukan. Selain membicarakan kelistrikan wakil bupati menyinggung masalah keterlambatan pengadaan obat yang terhambat karena harus menyesuaikan dengan Perpres 54/2010.
Tepat pukul 10.20 Wita iring-iringan rombongan Pius Lustrilanang yang didampingi Asisten II Herman Sai, Kepala Dinas ESDM, Blasius Redo, Camat Golewa dan Jajaran Fungsionaris DPC Partai Gerindra Ngada yang dikomandani Drs. Laurensius Nau menuju PLTP Mataloko. Juga meninjau semburan Lumpur panas dan melihat apakah menimbulkan potensi kerusakan lingkungan sembari mengamati secara seksama. Pada Pukul 12.25 Menit rombongan meluncur ke Kantor Desa Malanuza guna melakukan dialog terbuka yang bertema “ Sosialisasi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Ketetapan MPR-RI di kecamatan Golewa. Menurut kabar Pius Lustrilanang akan bergeser dari Komisi VII yang membidangi riset dan teknologi ke komisi IX membidangi masalah kesehatan dll. Dialog yang dihadiri 200 an hadirin dari segala profesi. Saat dibuka sesi pertama, antusiasisme hadirin menghujani pertanyaan yang diarahkan pada Pius. Seperti yang diungkapkan penanya yang bernama Rofinus, yang menanyakan langkah apa untuk mengantisipasi sejumlah kendala pemasangan jaringan listrik terutama yang melintasi wilayah cagar alam. Pius mengatakan,di Tingkat Pusat terus dilakukan koordinasi di Badan Lingkungan Hidup (BLH), Minerba dan instansi yang terkait, untuk di tingkat daerah Pius mengharapkan agar bupati terus menerus melakukan pendekatan guna memadukan langkah baik di pihak PLN, kontraktor dan kehutanan. Tidak ketinggalan pula penggiat LSM Mikael Polu mempertanyakan keseriusan pihak pemerintah khususnya PLN untuk mengembangkan potensi PLTP Mataloko secara maksimal, Pius Lustrilanang mengomentari “ saya akan memperjuangkan lewat pengganti saya di komisi VII untuk mendorong pihak pemerintah agar segera melakukan pembenahan dan peningkatan kapasitas PLTP agar maksimal agar program NTT TERANG bisa tercapai” , ia juga menambahkan sebelum menjabat di komisi VII jangkauan listrik di wilayah dapilnya hanya 25 %, namun sekarang mendekati 60% dan sudah lebih baik sambungnya. Tidak ketinggalan Kepala Desa Rakalaba Forus Neke mempertanyakan sejauh mana manfaat Undang Undang Perlindungan Konsumen terkait arus listrik dibeberapa wilayah di Kabupaten Ngada yang sering byar-pet alias mati hidup, Pius menimpali,“ tolong wilayah mana yang sering terjadi gangguan agar diberi data secara lengkap untuk didalami agar dapat mengambil langkah kongkrit”. Tepat pukul 15.15 Wita selesai dialog rombongan Pius Lustrilanang menuju sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Ngada yang terletak di jalan PB Sudirman Bajawa. Agenda beliau adalah juga konsolidasi internal partai serta dihadiri sejumlah petinggi dan pengurus partai. Diselingi dialog dan tanya jawab, terlihat Pius banyak mendengar masukan dan keluhan dari simpatisannya. Acara tersebut terkesan rileks tidak nampak kekakuan. Pius sempat mengutarakan” bahwa ukuran kerja bagi Gerindra ke depan adalah Kursi”, katanya, tanpa mengesampingkan proses pengkaderan. Setelah dialog dan bersantap bersama dengan jajaran pengurus Partai Gerindra. Ia melakukan konferensi Pers yang dikerubuti beberapa awak media cetak dan media elektronik.. Wartawan memancing pertanyaan mengapa ia digeser dari komisi VII ke komisi IX. Ia membantah bahwa ia gagal menjalankan tupoksinya melainkan hal yang biasa yang dilakukan atas dasar kebijakan internal partai. Beliau juga menyampaikan meminta kepada penggantinya saifuddin yang nanti duduk di komisi VII untuk melanjutkan perjuangan pemanfaatan potensi energi terbarukan di PLTP Mataloko secara maksimal (60 MW). Pius juga sempat mengklarifikasi tudingan beberapa pihat sewaktu seputar polemik pembangunan gedung baru DPR-RI yang dipandang tidak pro rakyat, ia menegaskan bahwa waktu itu ia hanya menyampaikan sebagai juru bicara BURT (badan urusan rumah tangga) DPR untuk membawa hasil rapat tersebut ke rapat paripurna DPR. Jadi jelas selaku anggota Fraksi Gerindra ia menolak. Tidak lupa Pius menyampaikan terima kasih pada konstituennya atas segala dukungan, sambutan dan harapan yang dipercayakan kepadanya. Kunjungan Pius ini adalah Kali Kedua selama sembilan (9) hari.kunjungan kerja yang harus ia jalankan. Acara ini berakhir tepat pukul 18.30 Wita. Dan hari Kamis tanggal 4/8/2011 Pius Lustrilanang kembali ke Jakarta. (M. Risdiyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar