Senin, 18 April 2011

Kuntum Bunga di Bumi Borneo

Kuntum Bunga di Bumi Borneo
Karya: Mikael Risdiyanto Setyabudi

Dalam sebuah ungkapan, ‘lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang’ kiranya menjadi mitos bagi sebagian kalangan. Adalah sebuah kebiasaan bahwasannya cakrawala seseorang diukur dari pikirannya…secercah mimpi yang menghiasi diri terbawa hingga mati. Aroma bunga tercium dari tanah surga di peraduan kita, salahkah kita untuk mengaguminya! Jika bau itu wangi dan bukan sebaliknya penuh dengan muslihat. Berawal dari hal yang maya kucoba untuk menterjemahkannya, agar kumampu mengenal nalurinya tentang kehidupan. Tak hanya sisi putihnya, tentu bersama lika-liku hidupnya, sebuah bunga yang pernah terbang bersama angin surga menuju istananya. Yah! sepatah dua patah kata pernah kudengar suaranya, memang dalam fatamorghana kumengenal wajahnya. Ku tak lagi bertanya tentang hal yang dapat menyakitinya, biarkan dia bicara tentang hatinya, dan yang pasti dunia sedang mengujinya. Bunga itu berasal dari Bajawa namun kini nun jauh disana, Negeri Borneo namanya. Serasa kuingin menyapanya, meski tanpa daya. Sesekali dia bercerita tentang cita dan cintanya pada mereka-mereka yang pernah hadir dalam kehidupannya, begitu polos dan anggun bunga itu bertutur kata…serasa jiwa ini terbang mengangkasa mendengar uraiannya, kecantikannya bagai Dewi Ratih di Nirwana.

Keluh kesahnya membelah jiwa, takkala semua kata berjiwa. Kadang ku tak sanggup mendengarnya saat tiba-tiba airmata jatuh karenanya. Kenapa?! karena bunga itu mampu hidup tanpa ada yang merawatnya…., dalam sebuah kesetiaan pada hidup. Dia banyak merenda kata pada ponselnya bercerita tentang jati dirinya, nampak sekilas! namun kumampu mengartikannya. Dia rindu pada sebuah ruang yang mampu memberi harapan. Bukan lagi bertanya tentang romantika picisan. Dia nampak dewasa saat bercerita., dalam kesendirian mampu melawan kegalauan yang menerpanya. Sungguh luar biasa……
Seandainya kubisa bertemu dengannya kuingin menitip pesan yang sederhana : teruslah melangkah bungaku..Tuhan pasti memberi restu untukmu. Kebanggaan yang terpancar nampak dari tuturnya. Berbagi harapan adalah dambaannya, malas untuk menoleh masa lalunya…bernyanyi dalam sunyi menghibur hati. Tumbuhlah dalam kebajikan dalam meretas impian, merekahlah dalam keceriaan, sampai pada waktunya semua indah untuk dirasakan, saat berlabuh pada puncak keinginan.
Yakinlah perjalanan ini akan sampai pada titik akhir. Kita tidak perlu mengakhiri karena semua ada batasnya. Dia tahu apa yang harus dilakukannya..Berjalan dalam sebuah kerinduan mendalam takkan pernah terlupakan hingga akhir hayat. Deburan ombak dipantai selatan tak bisa menghentikan langkahnya, sejatinya bunga itu hendak memberi arti dalam haru biru ia tak layu. Bungaku, itu sejarahmu, tak ada seorangpun mampu memutar roda waktu. Yang pasti Negeri Borneo semakin indah karena kehadiranmu..warnailah! Selamat jalan kawanku, disana ada masa depanmu, selamat jalan kawanku disana ada sinar matahari…..jangan sia-siakan apa yang telah diberikan kini kau pergi tinggalkan kami pergi ke tanah seberang. Jadilah bunga Padma di air tidak basah dan di Lumpur tidak kotor….dan pasti dia menjadi bunga kerinduan dalam kehidupan…..Mekarlah Bunga Borneo!!!!

Tidak ada komentar: