Senin, 27 Juni 2011

Pembangunan Jembatan Bhetowaso Macet

BAJAWA, Radar Flores----Proyek pembangunan jembatan Bhetowaso yang berlokasi di Kelurahan Susu Kecamatan Bajawa, Kabupaten saat ini bermasalah. Pasalnya, pembangunan jembatan yang dikerjakan sejak tahun 2010 itu hingga kini belum tuntas. Masa kontrak proyek tersebut berakhir Desember 2010. Namun setelah jatuh tempo rekanan mengajukan addendum perpanjangan yang ditandai dengan kontrak luncuran sampai 14 Mei 2011.

Pantauan Radar Flores di lokasi, fisik proyek tersebut baru mencapai tiga puluhan persen sementara batas akhir addendum perpanjangan waktu adalah 14 Mei 2011. Kontraktor yang mengerjakan telah menerima pencairan dana hampir empat puluhan persen.
Pembangunan proyek jembatan bhetowaso dikerjakan oleh PT. Nunu Radabata Bajawa dengan sumber dan dari pos dana ad hoc sebesar 1,5 miliar.
Ditambah lagi pekerjaannya yang menelan anggaran 1,5 miliar lebih ini banyak menuai masalah dari sisi pembangunan maupun keuangan. Bumi Manguns ini oleh banyak kalangan dinilai menuai banyak masalah, pertama dari asas manfaat jembatan ini tidak ada nilai tambah sama sekali karena tidak ada sumber daya alam yang dapat dijadikan prioritas diantara kedua kampung yang dihubungkan oleh jembatan ini. Disamping itu proyek yang sedianya berakhir masa kontraknya pada desember 2010 ini ternyata fisiknya per-desember 2010 baru mencapai belasan persen namun rekanan atau kontraktor yang mengerjakan telah mencairkan dana hingga hampir empat puluhan persen.

Menurut narasumber yang kami hubungi, aparat yang berwenang telah mencium masalah ini namun sampai dengan berita ini diturunkan belum ada yang menyikapi masalah ini. Pengakuan pengawas yang bekerja pada kontraktor yang mengerjakan proyek jembatan ini bahwa banyak dari unsur pemerintah termasuk bupati maupun anggota DPRD telah melihat lokasi pekerjaan ini bahkan aparat yang berwenang seperti polisi maupun jaksa sudah beberapa kali datang ke tempat ini untuk melihat langsung perkembangan pekerjaan ini.

Pengakuan salah seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum yang ditelah pindah ke kantor lain menyebutkan bahwa selayaknya jembatan ini tidak perlu dikerjakan dengan dana yang begitu besar karena tipe kali seperti bhetowaso yang bukan merupakan tampungan tumpahan dari sungai lain cukup dikerjakan dengan plat deker w6 yang mungkin hanya menghabiskan dana paling tinggi empat ratusan juta, kali bhetowaso tiap tahun biar hujan seharian penuh tidak pernah terjadi banjir dan debet airnya juga cenderung kecil, kenapa mesti buang anggaran untuk mengerjakan jembatan yang mencapai bentangan sampai 20 meter lebih? Ini bencana perencanaan karena tidak sesuai dengan kebutuhan lokasi maupun penggunaannya, ada apa ini sebenarnya?

Sementara sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam perjalanan pengerjaan proyek ini rekanan telah mengajukan tambahan dana sebesar tujuh ratus juta lebih dengan alasan bahwa dana yang ada tidak cukup untuk pengerjaan jembatan sampai selesai, pertanyaannya kenapa ketika proyek dilelangkan yang bersangkutan mau ikut? Kenapa mesti tanda tangan kontrak? Sementara pada pengajuan bahan penawaran rekanan telah mengahdirkan tenaga ahli melalui dokumen penawaran yang artinya penawaran tersebut telah melalui suatu kajian yang baik untuk dimasukan ke dalam bursa pelelangan, dimana letak kekurangan dana tersebut? Kemudian pada saat kontrak ditanda tangani pasti berisi sebuah kesanggupan bahwa pekerjaan akan dselesaikan sesuai rencana anggaran biaya yang diuraikan melalui berbagai macam perhitungan matematis yang tepat sehingga layak diumumkan sebagai pemenang, dimana letak kesalahan perhitungannya sehingga menurut kontrakror dana kurang apabila jembatan dikerjakan sampai selesai?
Sementara direktur PT. Nunu Radabata Adrianus wijaya atau lebih sering disapa An Wijaya ketika dihubungi lewat telepon genggamnya berada diluar jangkauan, menurut salah sorang stafnya dilapangan mengatakan bos ada ke luar kota sudah beberapa hari. m.risdiyanto

Tidak ada komentar: