Kamis, 19 Februari 2009

GEGER LEMBATA

Eksploitasi Tambang Emas di Lembata Dimulai 2008

Kapanlagi.com - Presiden Direktur PT Merukh Lembata Copper, Yusuf Merukh, mengatakan, pihaknya mulai melakukan eksploatasi tambang emas di wilayah Kecamatan Buyasuri dan Lebatukan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun depan, meski ada sebagian kalangan di wilayah itu masih menentangnya.
"Kami sudah melakukan penyelidikan umum dan eksplorasi terhadap potensi pertambangan emas di kedua wilayah kecamatan itu, dan tahun depan sudah memasuki tahap eksploatasi," katanya kepada pers di Jakarta, Minggu (8/7), ketika ditanya tentang aksi protes masyarakat yang menolak investasi tambang emas di wilayah mereka.
Ia mengatakan, protes masyarakat dari Desa Leragere, Kecamatan Lebatukan itu disponsori pihak-pihak tertentu yang sudah ditunggangi oleh konglomerat pertambangan dunia yang berpusat di Amerika Serikat untuk menghalangi usaha tersebut.
"Kepentingan konglomerat global begitu besar dalam usaha menghalangi investasi pertambangan emas di Lembata, karena potensi tambang emas di wilayah itu merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Rusia dan Chili," katanya.
Ia mengatakan, jika usaha pertambangan emas di Lembata itu berhasil maka akan membawa konsekuensi pada perubahan harga tembaga dunia yang dikuasai AS melalui beberapa perusahaannya seperti Freeport Indonesia di Papua dan beberapa lainnya di dunia.
"Saya tahu apa yang mereka lakukan (menolak investasi pertambangan emas di Lembata, red) tetapi saya tahu bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Karena itu, kegiatan eksploatasi sudah merupakan pilihan yang tidak bisa ditunda lagi oleh pihaknya," katanya.
Masyarakat yang wilayahnya terkena proyek raksasa tersebut, kata Merukh, akan dibangun semacam apartemen untuk menampung mereka, termasuk di antaranya membangun sekolah-sekolah unggulan mulai dari tingkat TK sampai SMU untuk menampung anak-anak mereka.
"Kami sudah mengalokasikan dana sekitar Rp40 miliar untuk pengembangan pendidikan di Lembata, karena muara dari usaha pertambangan itu sepenuhnya diberikan kepada masyarakat Lembata," katanya.
Ia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kasus PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan PT Newmont Minahasa Raya di Sulawesi Utara, karena limbahnya akan dibuang ke darat dalam bentuk dam yang tidak akan merusak lingkungan di sekitarnya.
Merukh menjelaskan, potensi pertambangan emas di wilayah Kecamatan Buyasuri dan Lebatukan itu sekitar enam (6) miliar ton batu, yang berada pada areal seluas sekitar 33.890 hektar di Kecamatan Buyasuri dan 15.970 hektar lainnya di Kecamatan Lebatukan.
"Penambangan tahap pertama akan difokuskan pada 6 miliar ton batu atau 9 miliar ton biji tembaga dengan kadar 1,15 persen dan tiga gram emas per ton dengan perkiraan cadangan hipotesis akan mencapai sekitar 6 miliar ton batu," katanya.
Usaha investasi pertambangan emas di Lembata itu merupakan kerjasama PT Merukh Enterprises Jakarta dengan Kupfer Produkte GmbH Jerman, Nortddeuttsche Affinerie AG Jerman, IKB Deuttsche Indutroebank AG Jerman serta beberapa lembaga keuangan internasional dari Inggris dan Jerman.
"Saya mau tegaskan di sini bahwa kami tidak meminjam dana di lembaga perbankan Indonesia untuk melakukan investasi di Lembata, tetapi bekerjasama dengan lembaga keuangan internasional untuk usaha tambang emas dimaksud dengan nilai investasi seluruhnya diperkirakan sekitar Rp100 triliun," katanya.
Ia mengemukakan, dari potensi tambang emas yang ada, pihaknya menargetkan produksi tembaga metal setiap tahun sekitar 350.000 ton dan memperkirakan dalam tempo 15-20 tahun mendatang, investasi sudah bisa kembali (break event point). (*/bun)

Tidak ada komentar: